MENJADIKAN AL-QURAN SEBAGAI SYIFA (PENYEMBUH)

TERAPI QUR'AN TANGERANG

Image result for al quran


Al Qur’an adalah mu’jizat terbesar dalam sejarah manusia yang ALLah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dari semua mu’jizat yang ALLah berikan kepada para Nabi maka Al Qur’an adalah mu’jizat yang paling agung dari semua mu’jizat tersebut.
Al Quran sebagai mu’jizat yang paling agung diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada ummatnya, jadi beruntunglah kita selaku ummat akhir zaman mendapat warisan mu’jizat terbesar sepanjang masa.

ALLah katakan bahwa Al Qur’an itu mempunyai fungsi sebagai Huda (petunjuk hidup), Syifa (penyembuh) dan Rahmat.

Qur’an Surat Al-Isra (17) ayat 82 :


وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارً

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi syifaà dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.


Qur’an Surat Yunus (10) ayat 57 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

TERAPI QURAN (TQ)​ adalah
  1. Proses melibatkan Al-Quran beserta penjelasannya
  2. Secara bacaan (membaca - mendengar) atau tulisan serta penerapan isi kandungannya,
  3. Dalam rangka untuk mempertahankan dan meningkatkan/menguatkan, serta memperbaiki dan mengembalikan kualitas hidup
  4. Agar sesuai dengan fitrah kehidupan.​​



Teknis Pelaksanaan :

1- Sekurang-kurangnya dengan membaca dan atau mendengarkannya. Kemudian meniupkan bacaan itu di bagian yang diterapi, atau di air dan minyak, meniupkan di herbal, di alat terapi (titik dan cup hijamah/bekam), dsb.

2- Level berikutnya disertai dengan memahami maknanya.
3- Selanjutnya dengan menerapkannya dalam skala personal dan komunal.
4- Selanjutnya dengan menyebarkan luasnya.
5- Selanjutnya dengan menjaga dan mempertahankan ke 4 yang di atas.




3 SYARAT MENJADIKAN AL-QURAN SEBAGAI SYIFA (PENYEMBUH):

1.    YAKIN & DINIATKAN sbg OBAT
Al Qur’an hanya bisa menjadi penyembuh ketika kita yakin dan meniatkan bacaan qur’an untuk menyembuhkan, memohon izinNya kepada ALLah, berdoa dengan penuh keyakinan bahwa ALLah pasti mengabulkan doa kita.


2.   TIDAK ADA PENGHALANG/KEDZOLIMAN
Dalam banyak kasus Qur’an yang dibacakan tidak bisa menyembuhkan karena adanya penghalang (kedzoliman) ditubuh kita yaitu Dosa yg belum di-istighfari mulai dari baligh hingga sekarang, Emosi Negatif (Marah, Kecewa, Sedih, Takut, Resah) & Penyakit hati (Ujub, Sombong, Egois, Hasad, Dendam, Ghibah, Riya, Senang dipuji) yang masih dimiliki.
Pastikan kita sudah istighfari satu persatu dosa-dosa tersebut dan disesali agar tidak ada lagi belenggu yang menghalangi.

Agar efektif, sebaiknya dibuatkan daftar/list dosa yg pernah kita lakukan, emosi negatif & penyakit hati yg ada di diri kita (cukup diri kita saja yg tahu).

Jika kita kebingungan atau tidak tahu kekurangan dirinya, tanyakan kepada orang terdekat kita, sbb;
"APA YG HRS SY PERBAIKI..?" atau "SIFAT NEGATIF APA YG MASIH ADA PADA DIRI SAYA..?"

-      Pastikan tertulis agar mudah utk terus mengingat dan meng-istighfarinya.
-      Evaluasi seluruh perjalanan hidup kita selama ini serta orientasi/niatnya.


Termasuk kedzoliman dari nasab/leluhur, yang harus dilakukan :
- Memohonkan ampunan untuk mereka yang beriman,
- Memohon kepada ALLaah swt berkenan memutus perjanjian/ikatan batil yang pernah mereka lakukan.


3.   TERPENUHI DOSISNYA
Lakukan sesering dan sebanyak mungkin, jangan pernah bosan, terus saja lakukan hingga ALLah swt memberikan kesembuhan.


Hal yang perlu dipahami =>
Harus YAKIN bahwa ALLaH SWT MAHA MENYEMBUHKAN


Jika Ternyata Dirasakan Masih Bermasalah (Belum Sembuh), Berarti....
1.   Mengikuti kaidah pengabulan doa
2.  Terhalangi oleh kezaliman/dosanya


BENTUK/KAIDAH PENGABULAN DOA :
1. Disegerakan penyerahannya di dunia, sebagai ujian kebaikan
2. Disimpan dan diserahkan di akhirat, sebagai pemberian besar tidak terhingga
3. Sebagai pencegah balà/takdir keburukan, setara dengan bobot permintaannya


عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا”، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: “اللَّهُ أَكْثَرُ” (رواه أحمد ١٠٧٠٩) 

Dari Abu Sa’id berkata; Nabi bersabda: “Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturrahim, kecuali ALLah akan memberinya salah satu dari tiga kemungkinan;
1. disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau
2. disimpan sebagai pahalanya untuknya untuk (diberikan) di akhirat,
3. atau ia dijauhkan dari keburukan yang setara nilainya”.
Para sahabat berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”, beliau bersabda: “ALLah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan pengkabulan)” (HR. Ahmad  10709).


DOSA Penyebab Terhalangnya Rizqi/Kebaikan
Pentingnya kita terus menggali atau mengingat dosa-dosa lama untuk kita istighfari agar tidak terhalang kebaikan yang akan ALLah berikan.

Dari Tsauban dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya seseorang akan ditahan rizkinya karena dosa yang dia lakukan." (HR. Ahmad: 21379, Ibnu Majah: 4012)

“Seorang tertahan dari rizkinya karena kesalahan yang telah ia lakukan." (HR. Ibnu Majah: 87)

Karena itu hal yang terpenting dari proses terapi adalah bgaiman kita bisa menyadari kesalah yang dilakuka untuk selanjutnya kita bertaubat atas kesalahan tersebut



ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ALLah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [QS Ar-Rum (30): 41]



INTI TERAPI QUR’AN :
Perubahan diri menuju kebaikan yang di ridhai ALLah swt




TAHAPAN PRAKTEKNYA

1.     Sebelum membacakan ayat-ayat Al- Quran atau doa-doa kesembuhan:
·         Perbanyak mohon ampunan kepada ALLah swt dengan mengakui dosa kesalahan tersebut di hadapanNya atas segala KEZALIMAN.
·         Lakukanlah kewajiban-kewajiban terkait dengan upaya menghilangkan kezaliman sebagaimana di atas.

2.    Menghentikan perbuatan/amalan yang keliru dan memusnahkan segala barang yang tidak diridhai/tidak disukai ALLah swt, yang malaikatNya juga tidak menyukai itu. Dan jika ALLaah swt dan para malaikatNya tidak menyukai semua itu maka sebaliknya itu adalah segala hal yang disukai syaitan.
Barang tersebut antara lain patung, gambar/lukisan makhluk bernyawa (manusia/hewan), topeng-topeng, tokoh-tokoh kartun, karakter hewan buas dan simbol kekufuran dalam bentuk yang dipajang seperti boneka, sprei, pada pakaian, gantungan kunci, stiker atau souvenir, dsb

3.    Iringi dengan perbuatan baik yang diridhai ALLah swt, seperti shodaqoh.

4.    Membacakan ayat-ayat Al-Quran lalu mengusapkannya ketubuh dengan memohon agar ALLah swt Yang Maha Menyembuhkan berkenan memberikan kesembuhanNya.




WaLLahu a’lam

TAWAZUN & TAZKIYAH dalam MELAWAN SYUBHAT & SYAHWAT


هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,  (Surat Al-Jumu’ah Ayat 2)

* Juga terdapat dalam Al Baqarah : 151 & Ali Imran : 164

=====================================================================
Mengingat hakikat kehidupan ini merupakan ujian semata dari ALLah swt, maka tugas kita adalah menjawab soal-soal ujian itu dengan benar agar nilai yang kita dapat adalah nilai yang sebaik-baiknya.
Jangan sampai urusan aqidah, ibadah, akhlak dalam mua'amalah kita tercampur dengan sesuatu yang memberi peluang kepada syaithon untuk mudah ikut serta di dalamnya.
ALLah swt berfirman,
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (ALLah); (tetaplah atas) fitrah ALLah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah ALLah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Ruum (30) : 30)
ALLah swt juga memerintahkan agar kita ber-Islam dengan bersih dan murni dalam ketaatan kepada-Nya.
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah ALLah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama." [Qs. Az-Zumar (39): 11]

Hal mendasar yang pertama harus dipahami agar bisa TAWAZUN & TAZKIYYAH adalah memahami eksistensi kemanusiaan (fitrah) manusia yang terdiri dari 3 unsur yaitu :
  1. Ruh dengan fitrahnya memiliki Akal yang harus senantiasa diberikan ilmu agama agar senantiasa terbimbing dan terarah sesuai petunjuk ALLah.
  1. Nafs (Jiwa) dengan fitrahnya memiliki Nafsu (Emosi & syahwat) yang senantiasa ingin diperturutkan, harus diberikan asupan dengan dzikruLLah agar stabil, tenang dan terarah kepada kebaikan.
  1. Jasad dengan fitrahnya yang harus diisi dengan makanan & minuman bergizi.

Ajaran Islam mengarahkan manusia agar memperhatikan ketiga unsur ini secara seimbang (tawazun) dan senantiasa melakukan tazkiyah terhadap ketiga unsur tersebut.








Ada 2 hal yang harus menjadi perhatian dalam proses Tawazun & Tazkiyah, yaitu :

1.    Pemahaman dan pengamalan beragama yang melandasi hidup kita ini perlu terus kita perbaiki. Itulah cara kita menegakkan keseimbangan (Tawazun) dalam hidup. Karena Islam adalah sistem hidup yang seimbang, menempatkan fitrah manusia menjadi selaras dengan alam lingkungan tempatnya hidup.
2.    Dan sumber daya kita baik jiwa maupun harta (an-nafs dan al-maal), juga harus terus menerus dibersihkan (Tazkiyah).

Banyak orang bermasalah dalam kehidupan ini karena kurang memperhatikan konsep Tawazun (keseimbangan) & Tazkiyah (penyucian/pembersihan) dalam kehidupan sehingga akhirnya salah dalam bersikap dalam menjalani ujian kehidupan yang ALLah berikan.

Kita harus terus belajar dan meminta petunjukNya untuk dituntun kepada jalan hidup yang dengan itu sistem yang seimbang tegak dalam diri kita, dan pada saat yang bersamaan kita dimudahkanNya untuk membersihkan diri terus menerus, karena disisi lain syaithon tidak pernah berhenti dengan gangguannya. Mereka merencanakan, mengorganisasi, menjalankan dan mengevaluasi program-programnya.


Syaithon melalui Hizbu (struktur organisasinya)-nya selalu menggunakan dua jalur berikut dalam menjalankan program-programnya:

1. Jalur SYUBHAT
Syubhat adalah segala hal yang menjadikan kebenaran tidak tampak, menjadi tersamar, tercampur dengan yang batil, bahkan hingga level yang bathil-lah yang dianggap benar dan yang benar dianggap bathil.
Jalur SYUBHAT lebih banyak dilancarkan melalui aparat-aparatnya dari jenis syaithon MANUSIA dengan segala ungkapan lahiriah baik pemikiran maupun kegiatan.

2. Jalur SYAHWAT
Syahwat adalah segala hal yang "mendorong" keinginan dan selera kepada hal-hal yang keliru, baik melampaui batas berlebihannya maupun berkekurangannya sehingga merusak keseimbangan fitrah dan mengotorinya.
Jalur SYAHWAT lebih banyak melalui aparat-aparatnya dari jenis syaithon JIN, baik bisikan, dorongan, hingga menanamkan perasaan (suka/benci).


Kedua aparat di atas bekerja saling menguatkan dan saling mempengaruhi, saling memberi masukan-masukan dan berkoordinasi dan selalu meng-update kemasan program-programnya menyesuaikan zaman dan kebutuhan.
Ketika keduanya berhasil menyatu masuk dalam kehidupan manusia yang dijadikan sasarannya, maka itulah yang disebut dengan bertemunya keinginan dengan kesempatan.



Jika dorongan yang sangat kuat "keinginan" untuk melakukan (syahwat dalam aspek apapun) itu sudah mendapat dukungan oleh akalnya yang saat itu sudah berhasil disesatkan (syubhat), maka biasanya tidak lama akan datang peluang pertama untuk mewujudkan keinginan kuatnya itu. 


Dan jika itu terjadi, maka selanjutnya dia sendirilah yang merencanakan sendiri peluang demi peluangnya untuk bisa terus menerus melakukannya. Pengulangan berikutnya adalah sesuatu yang direncanakan dan diprogramkannya, kemudian menjadi pola kehidupannya.
Jika ini sudah permanen diperjuangkannya, maka saat itulah dia merupakan bagian dari syaithon. 



Mengikuti syaithon berarti memperkuat arah jiwa kepada yang fujur (yang suka dengan perbuatan kesalahan dan dosa), mengotori jiwa itu dan menjadikannya berat dan lebih sulit untuk menuju ke arah taqwa.

Peringatan ALLah bahwa akan ada jin syaithon yang akan membersamai dan membelenggu ketika berbuat menyimpang atau berbuat dosa ;

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), Kami biarkan syaithon (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya. (Az-Zuhruf : 36)

Ketika syaithon sudah berhasil masuk kedalam tubuh kita dan senantiasa membersamai kita maka mereka hanya menunggu momentum, yaitu pada saat kita menghadapi peristiwa (situasi) atau masalah yang bisa mengguncang jiwa, sehingga larut dalam suasana:
* Sedih, kecewa, malu, dsb
* Senang, bangga,
dsb
* Marah, tersinggung, dsb
* Takut, pesimis,
dsb


Jika salah satu diantaranya terjadi terus menerus dalam beberapa kurun waktu, maka itulah kondisi yang membuat jiwa menjadi terbuka, rusak dan sangat lemah. Mudah diintervensi syaithon dan dikuasainya.

Seharusnya saat awal menghadapi peristiwa yang mengguncang itu, segera secepat mungkin distabilkan dan diseimbangkan kembali dengan DzikruLLah. Dzikir yang dilandasi dengan prasangka baik kepada Allah swt.


قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

... Katakanlah: "Sesungguhnya ALLah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya."
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang (stabil) dengan mengingat ALLah. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALLah-lah hati menjadi tenang.
[Qs. Ar-Ra'd (13): 27-28]




Semoga kita semua mendapatkan pertolonganNya.



اللّٰهُمَّ أَعِنا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِك
Yaa ALLah, bantulah kami untuk senantiasa mengingatMu, mampu bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya kepada Engkau.




#KajianMTQ
#AyoTazkiyah
#TerapiQuranTangerang

HIZBUSY SYAITHON



Iblis & Pasukannya (Syaithon) ALLah jadikan Musuh untuk Manusia

Dalam kehidupan ini ALLah menjadikan syaithon sebagai musuh untuk manusia agar kita senantiasa waspada.
ALLah mengatakan ;


إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ


Sesungguhnya syaithon itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. [QS. Fatir (35): 6]



Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia supaya menjadi hamba yang durhaka sehingga dimurkai ALLah swt ;

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
 ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus,
kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” 
(QS. Al-A’raf, 7: 16-17)



اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

"Syaithon telah menguasai menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat ALLah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan syaithon itulah golongan yang rugi." [Qs. Al-Mujadalah (58): 19]  


وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaithon-syaithon (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. [Qs. Al-Anam (6): 112]



Syaithon, ALLah takdirkan menjadi musuh buat manusia,
Namanya musuh, pasti mereka akan bekerja keras untuk membelenggu kita sehingga kalah dan akhirnya ikut langkah/cara hidup mereka.

Musuh yang canggih adalah yang serangannya tidak disadari oleh lawannya, seperti musuh dalam selimut. Dibuat lawannya tidak sadar dengan pola serangannya, sehingga tidak merasa sedang diserang, sampai akhirnya terlemahkan dan jadi pengikut syaithon bahkan jadi teman setianya.


Itulah kondisi permusuhan kita dengan syaithon di zaman ini. Banyak orang  justru mengikuti langkah-langkah syaithon dalam menjalani kehidupannya.


Syaithon berhasil membuat kita terlena dan lupa arah tujuan kita dicipatakan ALLah, kita jadi jauh dari tuntunan ALLah dan RasulNya.
kenapa bisa seperti itu..? krn kita tidak paham pola serangannya, dan kita salah persepsi terhadap syaithon.


Banyak orang berpikir syaithon itu seperti di film, seram, keluar malam hari, ditempat gelap dan mau mencekik kita, sehingga ketika dalam dunia nyata kita tidak melihat seperti itu kita merasa tidak ada syaithon.  
Salah persepsi terhadap syaithon merupakan syubhat pemikiran yang harus diperbaiki/dibersihkan.


RasuLuLLah mengatakan bahwa syaithon itu bisa menyusup dalam tubuh manusia didalam aliran darah, sesuai hadits berikut;
 عَنْ صَفِيَّةَ ابْنَةِ حُيَىٍّ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مُعْتَكِفًا ، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلاً فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ ، فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِى لِيَقْلِبَنِى . وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِى دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، فَمَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم أَسْرَعَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم « عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ » . فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا
Dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata, “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang beri’tikaf, lalu aku mendatangi beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya. Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala itu rumah Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid. Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka mempercepat langkah kakinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah Shofiyah binti Huyay.” Keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya setan menyusup ditubuh manusia dalam aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.(Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).




Lalu bagaimana kita mengatasi gangguan syaithon..?

Siapapun kita tidak akan lepas dari gangguan syaithon, apalagi jika kita aktif dalam kerja dakwah mengajak manusia untuk taubat kembali kejalan Allah, kita pasti di TO (jadi Target Operasi syaithon)

Syaithon akan menggoda kita dari segala arah dan dengan berbagai cara

Solusinya yang terpenting adalah senantiasa memohon perlindungan Allah dan mengIKHLASkan semua aktifitas kita karena Allah serta bersabar dengan semua masalah yang terjadi dan senantiasa berjamaah/berkumpul dengan orang sholeh.



WaLLahu A'lam

Djoko Setiawan