BELENGGU SYAITHON DLM ORGANISASI DAKWAH & BISNIS

Berkembangnya hasad, su'udzon dan hilangnya kepercayaan kepada sesama aktivis dakwah adalah bagian dari skenario/strategi Iblis serta pasukannya dalam melemahkan dakwah & organisasinya.

Hal ini sering tidak disadari oleh para aktivis dakwah sehingga pada akhirnya belenggu sihir tersebut berhasil melemahkan dakwah & kinerja organisasinya tanpa disadari.



Dalam Al Qur'an ALLah sdh menjelaskan bagaimana peran² syaithon dalam membelenggu para aktivis dakwah (Rasul & para Nabi).
Ada 3 jenis sihir atau gangguan syaithon yang ALLah kisahkan dlm Al Qur'an :


1. SIHIR  PEMISAH  /  PERPECAHAN
      => Kisah Malaikat Harut & Marut (Al Baqoroh : 102),  Kisah Yusuf dg saudaranya (Yusuf : 100)

2. SIHIR  KEKUASAAN  (POLITIK  &  BISNIS)
      => Kisah Musa dg  Fir’aun dan dukun sihirnya  (Al A’raf : 113-114, Yunus : 81, Asy-Syu'ara : 41-42)

3. SIHIR  DAKWAH => Kisah  RasuluLLah  terkena sihir (AlFalaq  &  AnNas)


Jadi siapapun yang aktivitasnya dakwah atau kebaikan, mengajak orang lain untuk ta'at kpd ALLah dan menebar kebermanfaatan maka sangat potensial utk dilemahkan oleh syaithon, dan sangat mungkin dia akan menjadi TARGET OPERASI (TO) syaithon utk dilemahkan, disakiti (dibuat sakit sebagaimana kisah Nabi Ayub), hingga timbulnya perselisihan karena kepentingan atau hasad yg berkembang.


وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوّٗا شَيَٰطِينَ ٱلۡإِنسِ وَٱلۡجِنِّ

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami jadikan musuh dari setan-setan manusia dan jin
(Surat Al-An'am : 112)

Karena itu penting bagi para aktivitis dakwah memahami ciri/tanda belenggunya, sehingga bisa diantisipasi semua potensi yang bisa melemahkan kerja² dakwah atau kinerja organisasi.

Beberapa indikator gangguan/permasalahan ORGANISASI DAKWAH maupun BISNIS, yang kami kumpulkan sejak tahun 2015 dari beberapa organisasi dakwah & perusahan bisnis, termasuk di dalamnya lembaga² pendidikan Islam serta kepengurusan DKM, antara lain :


1. Berkembangnya ghil, hasad, su’udzon & ghibah

2. Sering terjadi miskomunikasi, perdebatan, “keributan” & saling menyalahkan

3. Tim kurang solid, tidak termotivasi, kurang disiplin & tidak fokus (Pasif, kurang gairah/greget)

4. Ada yang sakit sulit sembuh atau kambuhan (maagh, vertigo, migrain & alergi kulit serta sakit degeneratif)

5. Banyak keluhan dari eksternal terkait kinerja tim (Program kerja tidak berjalan maksimal)

6. Terjadi kemaksiatan dalam organisasi (korupsi & perselingkuhan)

7. Pecah organisasi atau keluar krn kecewa/perselisihan.


Itulah hal yang perlu diwaspadai dan diberikan penanganan khusus dengan memahami, menyadari serta mengevaluasi ciri/tanda tersebut baik dalam level organisasi maupun individu, mulai dari pendiri/pemilik serta keluarganya, tim manajemen hingga level pelaksana, sehingga bisa diantisipasi dan segera diperbaiki jika memang sudah terindikasi.

Memahami hal ini insya ALLah mencegah kita dari kebingungan, dan memberi kejelasan terhadap permasalahan yang ada, karena sesunguhnya ALLah sudah menceritakannya serta memberi solusinya dalam Al Qur'an. Dan insya ALLah semua itu bisa diatasi ketika kita mengembalikan semua hal tersebut kepada ALLah dan memakai qur'an sbg terapi dan solusinya. 


Semoga ALLah lindungi kita dari semua makar² syaithon tsb.


WaLLahu 'Alam



Djoko Setiawan

#KajianMTQ
#AyoTazkiyah

https://web.facebook.com/101022751255809/videos/562155921060080/

HAKIKAT MASALAH


Setiap Masalah adalah Tanda Ada Suatu Yang Salah


Sesungguhnya masalah yang menimbulkan dampak kerusakan dalam hidup (fisik, sosial, ekonomi), itu karena dua hal:

1. Terjadi ketidakseimbangan (tidak tawazun) dalam hidup, baik karena rutinitas perilaku maupun karena ketidaksiapan diri menghadapi goncangan peristiwa yang hebat.

2. Terjadi penumpukkan kotoran (toksin, polusi)
yang ada di dalam diri maupun di lingkungan fisik/sosial ekonomi. (Kurang Tazkiyah)


Ketika permasalahan/kerusakan sudah terjadi, sebesar/sekecil apapun yang dirasakan maka itu adalah tanda (signal) dari ALLah swt bahwa sudah ada kekeliruan yang terjadi pada diri kita baik dari jalur syubhat atau syahwat atau keduanya sekaligus.
 
Dan tanda yang ALLah swt berikan itu, baik secara fisik, mental, ekonomi, sosial sekaligus menjadi early warning (peringatan dini) bagi kita untuk segera membenahi diri. 

Tengok apa saja yang keliru, segera berhenti dan lakukan perbaikan. 
Jika tidak segera melakukannya maka gejala itu akan semakin membesar dan menguat, dan semakin menguasai diri kita. Dan ini akan semakin membuat kita terperangkap dalam kenyamanan yang bathil secara syahwat maupun syubhat, yang dimurkai oleh Allah dan yang sesat.

ALLah swt memberikan signal (gejala/sympton) itu agar segera berhenti dari kesalahan dan membenahi diri sesuai dengan standar kebenaran dariNya.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). [Qs. Ar-Rum (30): 41]


وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).  [Qs. Asy-Syura (42): 30]


مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ

Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri  [Qs. An-Nisa; (4): 79].


وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). [Qs. Al-A'rof (7): 168].


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Qs. Al-Anbiya (21): 35].




Lakukan segera pembersihannya, selagi tanda-tanda dan gejalanya masih ALLah swt berikan dalam stadium rendah (sedikit)


Apabila sudah lewat batas waktu "ajal" (dead line) dari tanda-tanda peringatan dini, maka itu artinya akan masuk ke fase berat, stadium lanjut yang perlakuannya sudah berbeda. 
Biasanya perlakuannya bukan perlakuan pemulihan tetapi perlakuan pencegahan agar tidak semakin parah. Kecuali Allah swt berkehendak lain.

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau ALLah menghukum manusia karena kedzalimannya, nicaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi ALLah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
[Qs. An-Nahl (16): 61]


وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan kalau sekiranya ALLah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di dalam kesesatan mereka.
[Qs. Yunus (10): 11] 

Jika dengan stadium berat inipun belum menyadari kesalahannya, maka Allah swt akan membiarkannya. Tidak lagi diberi kemampuan menangkap signal dari Allah swt bahkan dibuat menikmati kesalahannya. 
Kita hanya bisa mendoakan sambil menunggu apa yang akan terjadi. Semoga Allah swt tetap memberinya ampunan dan rahmatNya.


وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami anak menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
[Qs. Al-A'raf (7): 182]


وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ

Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada ALLaah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi ALLaah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."
[Qs. Az-Zumar (39): 8]



Sungguh beruntung bagi yang merasakan masalah lalu melihat kesalahannya dan terbimbing memperbaiki dirinya.


Karena hakikat terapi adalah bukanlah mendapat kesembuhan-nya tetapi jalan perubahan diri dari kesalahan menuju kebenaran la'allahum yarji'uun (agar mereka kembali kepada kebenaran). (ArRum : 41)



WaLLahu 'Alam



Djoko Setiawan