Sesungguhnya masalah yang menimbulkan dampak kerusakan dalam hidup (fisik, sosial,
ekonomi), itu karena dua hal:
1. Terjadi ketidakseimbangan (tidak tawazun) dalam hidup, baik karena rutinitas perilaku maupun karena ketidaksiapan diri menghadapi goncangan peristiwa yang hebat.
2. Terjadi penumpukkan kotoran (toksin, polusi) yang ada di dalam diri maupun di lingkungan fisik/sosial ekonomi. (Kurang Tazkiyah)
Ketika permasalahan/kerusakan sudah terjadi, sebesar/sekecil apapun yang dirasakan
maka itu adalah tanda (signal) dari ALLah swt bahwa sudah ada kekeliruan yang
terjadi pada diri kita baik dari jalur syubhat atau syahwat atau keduanya
sekaligus.
Dan tanda yang ALLah swt berikan itu, baik secara fisik,
mental, ekonomi, sosial sekaligus menjadi early warning (peringatan dini) bagi kita untuk segera membenahi diri.
Tengok apa saja yang keliru, segera berhenti dan lakukan perbaikan.
Jika tidak segera melakukannya maka gejala itu akan semakin membesar dan menguat, dan semakin menguasai diri kita. Dan ini akan semakin membuat kita terperangkap dalam kenyamanan yang bathil secara syahwat maupun syubhat, yang dimurkai oleh Allah dan yang sesat.
ALLah swt memberikan signal (gejala/sympton) itu agar segera berhenti dari
kesalahan dan membenahi diri sesuai dengan standar kebenaran dariNya.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). [Qs. Ar-Rum (30): 41]
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu). [Qs. Asy-Syura (42): 30]
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari
Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri [Qs. An-Nisa; (4): 79].
وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik
dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). [Qs. Al-A'rof
(7): 168].
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).
Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. [Qs. Al-Anbiya (21): 35].
Lakukan segera pembersihannya, selagi tanda-tanda
dan gejalanya masih ALLah swt berikan dalam stadium rendah (sedikit)
Apabila sudah lewat batas waktu "ajal" (dead line) dari tanda-tanda peringatan dini, maka itu artinya akan masuk ke fase berat, stadium lanjut yang perlakuannya sudah berbeda.
Biasanya perlakuannya
bukan perlakuan pemulihan tetapi perlakuan pencegahan agar tidak semakin parah.
Kecuali Allah swt berkehendak lain.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَٰكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jikalau
ALLah menghukum manusia karena kedzalimannya, nicaya tidak akan
ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi
ALLah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila
telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
[Qs.
An-Nahl (16): 61]
وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ ۖ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan kalau
sekiranya ALLah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka
untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan
orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bergelimangan di
dalam kesesatan mereka.
[Qs.
Yunus (10): 11]
Jika dengan
stadium berat inipun belum menyadari kesalahannya, maka Allah swt akan
membiarkannya. Tidak lagi diberi kemampuan menangkap signal dari Allah swt
bahkan dibuat menikmati kesalahannya.
Kita hanya bisa mendoakan sambil menunggu apa yang akan terjadi. Semoga Allah swt tetap memberinya ampunan dan rahmatNya.
Kita hanya bisa mendoakan sambil menunggu apa yang akan terjadi. Semoga Allah swt tetap memberinya ampunan dan rahmatNya.
وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami anak menarik mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
[Qs. Al-A'raf (7): 182]
وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan)
kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan
nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada ALLaah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan
sekutu-sekutu bagi ALLaah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya.
Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu;
sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."
[Qs.
Az-Zumar (39): 8]
Sungguh beruntung bagi yang merasakan masalah lalu melihat kesalahannya
dan terbimbing memperbaiki dirinya.
Karena hakikat terapi adalah bukanlah
mendapat kesembuhan-nya tetapi jalan perubahan diri dari kesalahan menuju
kebenaran - la'allahum yarji'uun (agar mereka kembali kepada
kebenaran). (ArRum : 41)
WaLLahu 'Alam
Djoko Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.