1. Penyakitnya didiagnosa sama baik secara jenis dan stadiumnya.
2. Diberi resep dan atau perlakuan yang sama. Prognosanya (mgkin) juga sama.
3. Ada yg cepat disembuhkan ada yg lambat sekali (kronik) bahkan hingga akhir hayat masih dg sakit yang sama.
4. Mengapa "hasilnya" tidak sama?
______
Bagi seorang muslim penyakit yang tak kunjung sembuh, maka sebetulnya ada 2 hal:
(1). Kesembuhan mengikuti pola dikabulkannya doa.
Semua doa (baca: harapan sembuh) setiap muslim dikabulkan ALLaah swt selama tidak mengandung: maksiat, memutus silaturrahim & isti'jal (tergesa-gesa).
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا”، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ قَالَ: “اللَّهُ أَكْثَرُ”
(رواه أحمد ١٠٧٠٩).
Dari Abu Sa’id berkata; Nabi ﷺ bersabda:
“Tidak ada seorang muslimpun yang berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan tali silaturrahim, kecuali ALLaah akan memberinya salah satu dari tiga kemungkinan;
- disegerakan pengabulan doanya (di dunia ini), atau
- disimpan sebagai pahalanya untuknya untuk (diberikan) di akhirat,
- atau ia dijauhkan dari keburukan yang setara nilainya”.
Para sahabat berkata: “Jika demikian kita perbanyak (berdoa yang banyak) saja”, beliau bersabda: “ALLah memiliki yang lebih banyak (sebagai balasan dan pengkabulan)”
(HR. Ahmad 10709).
(2.) Terhalangi oleh kezaliman/kesalahan dan dosa2nya.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zhalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian.
(QS. Al-Isra', Ayat 82)
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
Dari Tsauban dia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya seseorang akan ditahan rizkinya karena dosa yang dia lakukan."
(HR. Ahmad: 21379, Ibnu Majah: 4012)
وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِخَطِيئَةٍ يَعْمَلُهَا
seorang tertahan dari rizkinya karena kesalahan yang telah ia lakukan." (HR. Ibnu Majah: 87)
Catatan:
1. Kesembuhan adalah wilayah Prerogatif ALLaah swt.
2. Perbaikan atas kesalahan dan kezaliman adalah wilayah kita.
Berobatlah dg cara:
1. Melakukan tata cara berobat yg halal dan baik dengan memohon kesembuhan kpd ALLaah swt dg sepenuh yakin bahwa pasti terkabul (dlm bentuk apapun salah 1 dari yg 3) dan secara bersamaan terus menerus mengoreksi dan memperbaiki diri utk menjadi hamba yg semakin diridhaiNya.
2. Jika ditakdirkan sembuh maka dia bersyukur dg semakin taat kpd ALLaah swt dan semakin baik kpd makhluk
Jika ditakdirkan ditunda penyerahan kesembuhan itu hingga akhir hayatnya, maka semoga sakitnya menjadi pembersih atas segala dosa/kesalahan, dan berobatnya menjadi ganjaran pahala mengikuti anjuran Nabi melalui berobat yg benar, serta semoga mendapatkan serah terima tumpukan pahala krn selalu sabar dan tidak pernah kecewa thd harapan kesembuhan yg dimintakan kpd ALLaah swt.
*Dan bagi orang kafir yang bermaksiat dan terus menerus dlm kemaksiatannya, maka sakit adalah peringatan dan hukuman, yang
1. Jika kemudian mendapatkan kesembuhan maka sembuhnya adalah ISTIDRAJ baginya.
2. Jika sampai akhir hayat maka sudah menunggu siksaan yg lebih besar baginya di akhirat.
_ RR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.