CARA MENGEMBALIKAN SUKMA YANG TERLEPAS

TERAPI QURAN TANGERANG











بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahir-rohmaanir-rohiim

Tubuh manusia terdiri dari 3 unsur : (Lihat gbr diatas)
1. Ruh Hayat  => yang Allah tiupkan saat kita berusia 120 hari dalam kandungan ibu.

2. Jiwa/Nafs atau Sukma  => Jumlah sukma banyak ditubuh kita sebanyak fungsi-fungsi penggerak tubuh. Ibnul Qoyim menyebutnya sebagai Ruh Yaqzhah (Ruh Penggerak)

3. Jasad atau Fisik


Banyak diantara kita yang Jiwa/sukma/Nafs-nya tidak utuh, terlepas dari tubuhnya dikarenakan faktor ;
- Perjanjian Nasab/Leluhurnya dengan jin,
- Perbuatan kita sendiri yang tanpa disadari telah mempelajari ilmu-ilmu yang kaitannya dengan jiwa yang berasal dari orang kafir atau sumber yang selain Islam yang tidak jelas sanad ilmu seperti ilmu kebathinan, ilmu pernafasan, Hypnotis, memiliki jimat dll, 
- Disihir atau diguna-guna oleh dukun
- Terguncang krn suatu masalah atau korban kekerasaan
- Senang atau hoby bermain game seperti COC, Mobile Legend & FUBG.


Ciri sukma yg lepas diataranya :
- Penyakit yg tak kunjung sembuh atau kambuhan
- Ngantukkan
- Mudah lupa
- Malas atau berat untuk belajar
- Emosional
- Stress atau Depresi
- Hilang ingatan/ Gangguan kejiwaan
- Ada bagian fisik atau fungsi tubuh yg lemah
- Dan lainnya


Selain diruqyah maka pasien juga harus ditarik kembali sukmanya agar bersatu kembali sehingga utuh dalam dirinya.

Berikut, doa dan ayat-ayat yang dibacakan agar sukma/Nafs kita bisa kembali lagi.

Dibaca setelah selesai Ruqyahan atau diwaktu setelah sholat khususnya setelah sholat Tahajud.


DOA IKHTIAR
Pembebas, Pengembali & Pembersih Sukma

Silakan dibaca dengan sungguh-sungguh memohon kepada ALLaah swt berkenan membebaskan dan mengembalikan jiwa-jiwa (sukma-sukma).

Jika sempat, silakan dahului dengan sholat sunnah dua rokaat (sholat sunnah mutlak) memohon pertolongan ALLaah swt..

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ
________

Awali dengan memohon kepada ALLaah agar berkenan mengembalikan & menyatukan semua sukma kita yg terlepas dari tubuh kita dimanapun sukma itu berada.

Kemudian baca,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

‎وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَلِيًّا وَكَفَىٰ بِاللَّهِ نَصِيرًا

Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).
[QS. An-Nisa (4): 45]


Awali dengan Hamdalah dan sholawat.


Baca Quran Surat Al-Fath (48): 1 beberapa kali

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Inaa fatahnaalaka fat-ham mubiinaa

Sesungguhnya Kami telah kemenangan/pembukaan/pembebasan kepadamu kemenangan/pembukaan/pembebasan yang nyata. 



Baca Quran Surat An-Nasr (110): 1 beberapa kali

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

Idzaa jaaa-a nashruLLaahi wal fath

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan/pembebasan. 



Baca Quran Surat Al- A'af (7): 89 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا ۗ  عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَا   ۗ  رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَـقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفٰتِحِيْنَ

wasi'a robbunaa kulla syai`in 'ilmaa, 'alallohi tawakkalnaa, robbanaftah bainanaa wa baina qouminaa bil-haqqi wa anta khoirul-faatihiin

Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik."


Baca Quran Surat Al-Isra' (17): 80-81 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

waqur Robbi adkhilniy mudkhola shidqin wa-akhrijniy mukhroja shidqin waj'al liy mil-ladunKa sulthoonan nashiiroo

Dan katakanlah: "Ya Robb-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.


وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

waqul jaaa-al haqqu wazahaqol baathil, innal baathila kaana zahuuqoo

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. 



Baca Doa Pengembalian Nafs (3×)

رَبَّنَا أَرْسِلْ إِلَيْنَا أَنْفُسَنَا وَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهٖ عِبَادَكَ ٱلصَّالِحِيْنَ...

Robbanaa arsil ilainaa anfusanaa wahfazh-haa bimaa tahfazhu bihii 'ibaadaKash shoolihiin..

Ya ALLaah, kirimkanlah kembali kepada kami jiwa-jiwa kami itu dan jagalah dia (jiwa-jiwa itu) sebagaimana Engkau menjaga hamba-hambaMu yang shalih.



Panggil Nafs dengan nama ALLaah..

بسم الله الرحمن الرحيم

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ ..!
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ ..!
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ ... إِرْجِعِيْ ..!


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Yaa ayyatuhan nafs.. irji'iy.. (3×)

"Wahai nafs, kembalilah (ke tempatnya)"


Baca Quran Surat Yusuf (12): 83 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا  ۚ  إِنَّهُۥ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

'asallohu ay ya`tiyanii bihim jamii'aa, innahuu huwal-'aliimul-hakiim

"Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."


Baca Quran Surat Al-Baqoroh (2): 260 beberapa kali,

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا  ۚ  وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

tsummad'uhunna ya`tiinaka sa'yaa, wa'lam annaLLooha 'aziizun hakiim

"kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. Ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."


Baca Quran Surat Al-Baqoroh (2): 148  (baca 5 s/d 10 kali)

A'uudzu biLLaahi minasy syaithaanir rajiim

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Ainamaa takuunuu ya`ti bikumuLLaahu jamii'aa, innaLLaaha 'alaa kulli syai-in qodiir

Di mana saja kalian berada pasti ALLaah akan mengumpulkan kalian semua. Sesungguhnya ALLaah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 



Setelah itu, Baca Surat Al Fatihah : 1-7



Lalu Baca Doa Tazkiyyah (3×)

ٱللّٰهُمَّ آتِ أَنْفُسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَّكِّهَا فَأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا.

ALLaahumma aati anfusanaa taqwaahaa, wa zakkihaa fa Anta khoiru man zakkaahaa, Anta waliyyuhaa wa mawlaahaa.



Ya ALLaah berikan kepada jiwa kami ketaqwaannya, bersihkanlah jiwa kami dan Engkaulah yang mampu membersihkan dengan sebaik-baiknya. Engkaulah pelindung jiwa dan Engkaulah pemiliknya. [HR. Muslim]



Kemudian Doa,

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ ، وَنََعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ والْبُخْلِ ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

ALLoohumma innaa na'uudzubika minal hammi wal hazani wa na'uudzubika minal 'ajzi walkasali wa na'uudzubika minal jubni wal bukhli wa na'uudzu bika min gholabatid daiyni waqohrir rijaali


“Ya ALLaah kami berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesusahan, dan kami berlindung pada-Mu dari kelemahan dan sifat malas, dan kami berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan pengecut, dan aku berlindung pada-Mu dari hutang yang tak mampu ditanggung serta kesewenangan orang.”


Lanjutkan Doa Kesembuhan:

ُ اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبْ الْبَاسَ اشْفِِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

ALLaahumma Robban naasi adzhibil ba`sa isyfi wa antas syaafi laa syifaa-a illa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqomaa

Ya ALLaah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha menyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan dari kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan sakit lainnya.


Akhiri dengan doa Sapu Jagat dan Hamdalah serta sholawat.

Tiupkan ke telapak tangan lalu usapkan keseluruh tubuh.

HATI - HATI DENGAN BATU AKIK

Batu Akik (dan Sejenisnya) Untuk Cincin Maupun Yang Masih Batu Bongkahan


Banyak kasus terkait orang yang memiliki batu akik dan sejenisnya (lak-laki maupun perempuan, tua-muda) baik sebelum saat booming batu maupun sesudahnya. Total kasus berjumlah ratusan orang, dan dari kami sendiri ada lebih dari 50 orang.

Pemilik sebagian besar tidak berkeyakinan kepada batu itu memiliki kekuatan istimewa/ghaib, mereka beralasan hanya karena senang/koleksi/hadiah. Ada yang jumlahnya satu-dua butir maupun yang koleksi jumlah banyak. Sebagian lainnya sempat memperdagangkannya.

Rata-rata pemiliknya mengalami gangguan fisik, mental, lemah ibadah, hingga kisruh rumah tangga. Kasus semakin bertambah saat booming batu satu-dua tahun terakhir ini..

Beberapa yang diterapi merasakan berkurang drastis masalahnya saat menghancurkan batu-batu koleksinya itu. Bahkan banyak yang tanpa diruqyah secara khusus.

Sebagiannya lagi (dirinya/anggota keluarganya) merasa panas/nyeri saat membacakan-meniupkan ke batu-batu mereka dengan ayat kursi dan 3 QUL.

90% pemilik beragama baik dan tidak ada keyakinan sama sekali kepada batu-batu yang mereka miliki itu.

Demikian banyak dan seringnya, maka jika ada keluhan (apapun) yang kurun waktu munculnya sekitar 1 atau 2 tahun belakangan ini, biasanya diantara pertanyaan kami adalah "punya batu akik atau tidak?"
________


Hadits Terkait dengan Cincin dan Mata Cincin

Jika dikumpulkan dari beberapa hadits tentang Nabi memakai cincin, maka bisa disimpulkan dan ditajmi' menjadi:

1. Awalnya Nabi pakai cincin dari emas/perak dengan diberi mata dari batu, memakainya di jari tangan kanan dengan batu menghadap telapak tangan. Kemudian Nabi membuangnya baik emasnya berikut batu-nya. Sambil mengatakan: "Demi ALLaah aku tidak akan memakainya lagi selama-lamanya  والله لا ألبسه أبدا". Kemudian diikuti oleh orang-orang yang sebelumnya sempat ikut membuat dan memakainya.

2. Seandainya hadits tentang membuang cincin perak itu tidak rancu (tidak tertukar) dengan membuang cincin emas, kemungkinan besar kaitannya dengan batu yang menyertainya.

3. Saat dakwah sudah ke manca negara Nabi memakai cincin perak dengan mata dari perak juga yang bertuliskan Muhammad RasuluLLaah محمد رسول الله  untuk tujuan sebagai stempel surat dan tidak pernah beliau memakainya sehari-hari.

4. Nabi menyarankan kepada laki-laki jika menginginkan pakai cincin agar memakai yang terbuat dari perak. Dan jika ingin memakaikan mata maka matanya juga dari perak dengan tidak menuliskan nama beliau.

5. Nabi melarang memakai cincin yang terbuat dari besi atau tembaga/kuningan.

____________


Beberapa Hadits tentang Cincin dan Mata Cincin.


حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اصْطَنَعَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ وَكَانَ يَلْبَسُهُ فَيَجْعَلُ فَصَّهُ فِي بَاطِنِ كَفِّهِ فَصَنَعَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ ثُمَّ إِنَّهُ جَلَسَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَنَزَعَهُ فَقَالَ إِنِّي كُنْتُ أَلْبَسُ هَذَا الْخَاتِمَ وَأَجْعَلُ فَصَّهُ مِنْ دَاخِلٍ فَرَمَى بِهِ ثُمَّ قَالَ وَاللَّهِ لَا أَلْبَسُهُ أَبَدًا فَنَبَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ

Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliyallahu'anhuma, bahwasanya RasuluLLaah ShallaLLaahu 'alaihiwasallam membuat cincin dari bahan emas. Cincin itu sering beliau pakai, dan beliau letakkan mata cincinnya di bagian dalam telapak tangannya. Orang-orang pun menirunya dan membuat cincin, kemudian beliau duduk diatas minbar dan mencopot cincinnya seraya mengatakan: "sesungguhnya aku selalu memakai cincin ini, dan aku meletakkan mata cincinnya di bagian dalam" kemudian beliau melemparkannya, sambil berkata: "Demi Allah, saya tidak akan memakainya selama-lamanya." Kontan para sahabat membuang cincin-cincin mereka.
(HR. Bukhari: 6160, Muslim: 3898)


أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ
اتَّخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ وَصَنَعَ فَصَّهُ مِنْ دَاخِلٍ قَالَ فَبَيْنَا هُوَ يَخْطُبُ ذَاتَ يَوْمٍ قَالَ إِنِّي كُنْتُ صَنَعْتُ خَاتَمًا وَكُنْتُ أَلْبَسُهُ وَأَجْعَلُ فَصَّهُ مِنْ دَاخِلٍ وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أَلْبَسُهُ أَبَدًا فَنَبَذَهُ فَنَبَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ

Telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ayub dari Nafi' dari Ibnu Umar dia berkata; RasuluLLaah ShallaLLaahu 'alaihi wasallam memakai cincin emas dan meletakkan batu mata cincinnya berada dalam (telapak tangannya). Suatu hari ketika beliau berkhuthbah, beliau bersabda: " Memang kemarin saya telah mempunyai cincin dan memakainya, dan kuletakkan batu matanya dalam telapak tangan, Saya demi ALLaah, tidak memakai lagi selama-lamanya." Maka beliau kemudian menanggalkannya, lalu orang-orang pun mengikutinya.
(HR. Ahmad: 6049)

َ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِسَ خَاتَمَ فِضَّةٍ فِي يَمِينِهِ فِيهِ فَصٌّ حَبَشِيٌّ كَانَ يَجْعَلُ فَصَّهُ مِمَّا يَلِي كَفَّهُ

Dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik bahwa RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam memakai cincin perak bermata batu Habsyi di tangan kanannya. Beliau meletakkan mata cincinnya di sebelah dalam telapak tangannya.
(HR. Muslim: 3908)


عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّهُ رَأَى فِي يَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمًا مِنْ وَرِقٍ يَوْمًا وَاحِدًا ثُمَّ إِنَّ النَّاسَ اصْطَنَعُوا الْخَوَاتِيمَ مِنْ وَرِقٍ وَلَبِسُوهَا فَطَرَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمَهُ فَطَرَحَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ

Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah menceritakan kepadaku Anas bin Malik radhiyaLLaahu 'anhu bahwa dia pernah melihat RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam memakai cincin perak di tangannya selama satu hari, kemudian orang-orang pun ikut membuat cincin dari perak dan memakainya, lalu RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam pun membuang cincin tersebut dan orang-orang pun ikut membuang cincin yang mereka kenakan."
(HR. Bukhari: 5419, Muslim: 3905)


عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ وَكَانَ جَعَلَ فَصَّهُ فِي بَاطِنِ كَفِّهِ فَاتَّخَذَ النَّاسُ خَوَاتِيمَ مِنْ ذَهَبٍ فَطَرَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَطَرَحَ النَّاسُ خَوَاتِيمَهُمْ وَاتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ فَكَانَ يَخْتِمُ بِهِ وَلَا يَلْبَسُهُ

Dari Abu Bisyr dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata, "RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam memakai cincin emas, dan beliau menghadapkan mata cincinnya ke arah telapak tangannya. Lalu orang-orang ikut memakai cincin dari emas, maka RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam pun membuang cincinnya dan diikuti oleh mereka. Setelah itu beliau membuat cincin dari perak yang beliau gunakan untuk menstempel, dan tidak memakainya."
(HR. Nasa'i: 5197).

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ خَاتَمُهُ مِنْ فِضَّةٍ وَكَانَ فَصُّهُ مِنْهُ

Dari Anas radhiyaLLaahu 'anhu bahwa Nabi shallaLLaahu 'alaihi wasallam memiliki cincin yang terbuat dari perak sedangkan batu cincinnya dari perak juga.
(HR. Bukhari: 5421)


عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
أَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَكْتُبَ إِلَى بَعْضِ الْأَعَاجِمِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّهُمْ لَا يَقْرَءُونَ كِتَابًا إِلَّا بِخَاتَمٍ فَاتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ وَنَقَشَ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ
حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ بَقِيَّةَ عَنْ خَالِدٍ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ بِمَعْنَى حَدِيثِ عِيسَى بْنِ يُونُسَ زَادَ فَكَانَ فِي يَدِهِ حَتَّى قُبِضَ وَفِي يَدِ أَبِي بَكْرٍ حَتَّى قُبِضَ وَفِي يَدِ عُمَرَ حَتَّى قُبِضَ وَفِي يَدِ عُثْمَانَ فَبَيْنَمَا هُوَ عِنْدَ بِئْرٍ إِذْ سَقَطَ فِي الْبِئْرِ فَأَمَرَ بِهَا فَنُزِحَتْ فَلَمْ يَقْدِرْ عَلَيْهِ

Dari Qatadah dari Anas bin Malik ia berkata, "RasuluLLaah shallaLLaahu 'alaihi wasallam ingin menulis surat untuk orang-orang di luar arab, lalu dikatakan kepada beliau, "Sesungguhnya mereka tidak mau membaca surat tanpa ada setempelnya." RasuluLLaah kemudian membuat cincin dari perak dan memberi ukiran Muhammad RasuluLLaah." Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Baqiyyah dari Khalid dari Sa'id dari Qatadah dari Anas sebagaimana makna hadits Isa bin Yunus. Namun ia menambahkan, "cincin itu tetap berada dijarinya hingga meninggal, lalu pindah ke Abu Bakar hingga meninggal, lalu pindah ke Umar hingga meninggal, lalu pindah ke tangan Utsman. Dan ketika Utsman sedang berada di dekat sumur, cincin itu jatuh. Utsman memerintahkan untuk mencarinya namun tidak ketemu."
(HR. Abu Daud: 3681)


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ رَجُلًا جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ حَدِيدٍ فَقَالَ مَا لِي أَرَى عَلَيْكَ حِلْيَةَ أَهْلِ النَّارِ فَطَرَحَهُ ثُمَّ جَاءَهُ وَعَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ شَبَهٍ فَقَالَ مَا لِي أَجِدُ مِنْكَ رِيحَ الْأَصْنَامِ فَطَرَحَهُ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ أَتَّخِذُهُ قَالَ مِنْ وَرِقٍ وَلَا تُتِمَّهُ مِثْقَالًا

Telah menceritakan kepada kami AbduLLaah bin Buraidah dari Bapaknya berkata, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi shallaLLaahu 'alaihi wasallam, sementara pada jarinya terdapat cincin dari besi. Beliau bersabda: "Kenapa aku melihat perhiasan ahli neraka pada tanganmu?" laki-laki itu pun membuang cincinnya, setelah itu ia datang kembali dan di tangannya terdapat cincin dari tembaga, beliau lalu bersabda: "Kenapa aku mendapati bau berhala darimu?" laki-laki itu lalu membuang cincinnya seraya berkata, "Wahai RasuluLLaah, lalu aku harus memakai cincin dari apa?" Beliau menjawab: "Perak, dan jangan engkau genapkan (nilai cincin itu) menjadi satu mitsqal."
(HR. Nasa'i: 5100)



R. Rosyad


======================================================


Serial Tanya Jawab  Seputar Batu Akik

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang diajukan kepada ustadz R. Rosyad terkait dengan Batu.


Pertanyaan: 
Kami ada batu yang berbentuk jadi, siap pakai dan ada juga yang masih bongkahan. Bagaimana cara membersihkan batu-batu itu, ustadz?

Jawaban: 
1. Untuk yang sudah siap pasang (pakai), dipukul sampai hancur/remuk serpihan sekecil mungkin. Sebelumnya dilapisi lakban/isolasi/kain agar tidak melesat ketika dipukul. Kemudian di buang di tempat sampah.
2. Untuk yang bongkahan, cukup dibelah beberapa bongkahan. Kemudian dibuang jauh dari jangkauan manusia (laut, sungai..)

Sebelum dipukul, bacakan dulu (dengan niat mendakwahi):
- Ayat Kursi, 2 QUL (QS. Al-Falaq dan An-Naas)
- Al-Fatihah, QS. Al-Ikhlash
- QS. Al-Mukminun (23): 29,

وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ

wa qur robbi anzilnii munzalam mubaarokaw wa anta khoirul-munziliin

Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat".

- Jika perlu, bacakan 2 kalimat syahadat.
__________________


Pertanyaan:
Saya punya batu-batuan untuk kalung dan gelang. Itu bagaimana ustadz?

Jawaban:
Jika terbuat dari bahan yang biasa dipakai cincin sebagaimana dijelaskan, maka perlakukannya juga sama.
___________________


Pertanyaan: 
Ustadz, terkait batu. Apakah semua batu untuk perhiasan itu harus dihancurkan? Bagaimana dengan permata berlian dan mutiara?

Jawaban:
Tentunya yang kita bahas itu berbeda dan tidak dimaksudkan untuk:
• jenis batu permata yang umum dan banyak dijual bersama emas/perak di toko perhiasan seperti berlian dan mutiara,
• yang harganya sama sesuai standar internasional dan
• yang dipasarkan di pasar perhiasan di manapun dan tidak hanya dipasarkan di kalangan terbatas/khusus bagi orang yang hobi saja atau kolektor saja.

__RR